Friday, February 28, 2014

Dari Mana Datangnya Minyak Bumi


Bagaimana terjadinya minyak dan gas bumi ?
Ada tiga faktor utama dalam pembentukan minyak dan/atau gas bumi, yaitu:
Pertama, ada “bebatuan asal” (source rock) yang secara geologis memungkinkan
 terjadinya pembentukan minyak dan gas bumi.

Kedua, adanya perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari bebatuan asal menuju ke
“bebatuan reservoir” (reservoir rock), umumnya sandstone atau limestone yang
berpori-pori (porous) dan ukurannya cukup untuk menampung hidrokarbon tersebut.
Ketiga, adanya jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis kulit bumi yang
tidak teratur bentuknya, akibat pergerakan dari bumi sendiri (misalnya gempa bumi
dan erupsi gunung api) dan erosi oleh air dan angin secara terus menerus, dapat
menciptakan suatu “ruangan” bawah tanah yang menjadi jebakan hidrokarbon. Kalau
 jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yang impermeable, maka hidrokarbon tadi akan diam
di tempat dan tidak bisa bergerak kemana-mana lagi.

Temperatur bawah tanah, yang semakin dalam semakin tinggi, merupakan faktor penting
lainnya dalam pembentukan hidrokarbon. Hidrokarbon jarang terbentuk pada temperatur
kurang dari 65oC dan umumnya terurai pada suhu di atas 260oC. Hidrokarbon
kebanyakan ditemukan pada suhu moderat, dari 107 ke 177oC.


Apa saja komponen-komponen pembentuk minyak bumi ?
Minyak bumi merupakan campuran rumit dari ratusan rantai hidrokarbon, yang umumnya
 tersusun atas 85% karbon (C) dan 15% hidrogen (H). Selain itu, juga terdapat bahan
organik dalam jumlah kecil dan mengandung oksigen (O), sulfur (S) atau nitrogen (N).

Apakah ada perbedaan dari jenis-jenis minyak bumi ? Ya, ada 4 macam yang
digolongkan menurut umur dan letak kedalamannya, yaitu: young-shallow, old-shallow,
young-deep dan old-deep. Minyak bumi young-shallow biasanya bersifat masam
(sour), mengandung banyak bahan aromatik, sangat kental dan kandungan sulfurnya
tinggi. Minyak old-shallow biasanya kurang kental, titik didih yang lebih rendah, dan rantai
 paraffin yang lebih pendek. Old-deep membutuhkan waktu yang paling lama untuk
pemrosesan, titik didihnya paling rendah dan juga viskositasnya paling encer.
Sulfur yang terkandung dapat teruraikan menjadi H2S yang dapat lepas, sehingga old-deep
adalah minyak mentah yang dikatakan paling “sweet”. Minyak semacam inilah yang
paling diinginkan karena dapat menghasilkan bensin (gasoline) yang paling banyak.


Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membentuk minyak bumi ?
Sekitar 30-juta tahun di pertengahan jaman Cretaceous, pada akhir jaman dinosaurus,
lebih dari 50% dari cadangan minyak dunia yang sudah diketahui terbentuk. Cadangan
lainnya bahkan diperkirakan lebih tua lagi. Dari sebuah fosil yang diketemukan bersamaan
dengan minyak bumi dari jaman Cambrian, diperkirakan umurnya sekitar 544 sampai
505-juta tahun yang lalu.
Para geologis umumnya sependapat bahwa minyak bumi terbentuk selama jutaan
tahun dari organisme, tumbuhan dan hewan, berukuran sangat kecil yang hidup di lautan
purba. Begitu organisme laut ini mati, badannya terkubur di dasar lautan lalu tertimbun
pasir dan lumpur, membentuk lapisan yang kaya zat organik yang akhirnya akan menjadi
batuan endapan (sedimentary rock). Proses ini berulang terus, satu lapisan menutup
lapisan sebelumnya. Lalu selama jutaan tahun berikutnya, lautan di bumi ada yang menyusut
 atau berpindah tempat.
Deposit yang membentuk batuan endapan umumnya tidak cukup mengandung oksigen
untuk mendekomposisi material organik tadi secara komplit. Bakteri mengurai zat ini, molekul
demi molekul, menjadi material yang kaya hidrogen dan karbon. Tekanan dan temperatur
yang semakin tinggi dari lapisan bebatuan di atasnya kemudian mendistilasi sisa-sisa
bahan organik, lalu pelan-pelan mengubahnya menjadi minyak bumi dan gas alam.
Bebatuan yang mengandung minyak bumi tertua diketahui berumur lebih dari 600-juta tahun.
Yang paling muda berumur sekitar 1-juta tahun. Secara umum bebatuan dimana
diketemukan minyak berumur antara 10-juta dan 270-juta tahun.


Bagaimana caranya menemukan minyak bumi ?
Ada berbagai macam cara: observasi geologi, survei gravitasi, survei magnetik, survei
seismik, membor sumur uji, atau dengan educated guess dan faktor keberuntungan.
Survei gravitasi: metode ini mengukur variasi medan gravitasi bumi yang disebabkan
perbedaan densitas material di struktur geologi kulit bumi.
Survei magnetik: metode ini mengukur variasi medan magnetik bumi yang disebabkan
perbedaan properti magnetik dari bebatuan di bawah permukaan.
Kedua survei ini biasanya dilakukan di wilayah yang luas seperti misalnya suatu cekungan
(basin). Dari hasil pemetaan ini, baru metode seismik umumnya dilakukan.
Survei seismik menggunakan gelombang kejut (shock-wave) buatan yang diarahkan untuk
melalui bebatuan menuju target reservoir dan daerah sekitarnya. Oleh berbagai lapisan
material di bawah tanah, gelombang kejut ini akan dipantulkan ke permukaan dan ditangkap
oleh alat receivers sebagai pulsa tekanan (oleh hydrophone di daerah perairan) atau
sebagai percepatan (oleh geophone di darat). Sinyal pantulan ini lalu diproses secara
digital menjadi sebuah peta akustik bawah permukaan untuk kemudian dapat diinterpretasikan.
Aplikasi metode seismik:
1.     Tahap eksplorasi: untuk menentukan struktur dan stratigrafi endapan dimana sumur
nanti akan digali.
2.     Tahap penilaian dan pengembangan: untuk mengestimasi volume cadangan
hidrokarbon dan untuk menyusun rencana pengembangan yang paling baik.
3.     Pada fase produksi: untuk memonitor kondisi reservoir, seperti menganalisis kontak
antar fluida reservoir (gas-minyak-air), distribusi fluida dan perubahan tekanan
reservoir.


Setelah kita yakin telah menemukan minyak, apa selanjutnya ?
Setelah mengevaluasi reservoir, selanjutnya tahap mengembangkan reservoir. Yang
pertama dilakukan adalah membangun sumur (well-construction) meliputi pemboran
(drilling), memasang tubular sumur (casing) dan penyemenan (cementing). Lalu proses
completion untuk membuat sumur siap digunakan. Proses ini meliputi perforasi yaitu
pelubangan dinding sumur; pemasangan seluruh pipa-pipa dan katup produksi beserta
asesorinya untuk mengalirkan minyak dan gas ke permukaan; pemasangan kepala
sumur (wellhead atau chrismast tree) di permukaan; pemasangan berbagai
peralatan keselamatan, pemasangan pompa kalau diperlukan, dsb. Jika dibutuhkan,
metode stimulasi juga dilakukan dalam fase ini. Selanjutnya well-evaluation untuk
mengevaluasi kondisi sumur dan formasi di dalam sumur. Teknik yang paling umum
dinamakan logging yang dapat dilakukan pada saat sumur masih dibor ataupun sumurnya
sudah jadi.