Pemimpin /Chief Executive Officer (CEO) dinilai dalam tujuh
aspek, yaitu :
1.
Peran Perintis
2.
Peran Penyelaras
3.
Peran Pemberdaya
4.
Peran Panutan
5.
Keprcayaan
6.
Eksekusi , dan
7.
Kepemimpinan
“Jika
tindakan Anda menginspirasi orang lain untuk bermimpi lebih, belajar lebih,
melakukan hal yang lebih, Anda adalah Seorang Pemimpin”.
John
Quincy Adams (1767 – 1848), Presiden Keenam AS.
“ Siapa
yang menegakkan pendapat dengan perintah dan kehebohan, dia memiliki alasan
yang terlalu lemah”.
Michel
De Montaigne (1533 – 1592) , Filsuf Prancis.
Yang harus dimiliki oleh Seorang Pemimpin, yaitu :
1.
Seorang pemimpin yang mampu berkomunikasi dan menyampaikan secara jernih misi
organisasi atau perusahaan kepada seluruh pengikutnya atau karyawannya dan
berbagai pihak (Stakeholder).
2.
Seorang pemimpin yang senantiasa punya ide-ide Out of the box atau sebagai
perintis.
3.
Mempunyai Exposur dan jaringan yang luas.
4. Harus
mempunyai Visi.
Pemimpin sebagai
Peran Perintis, yaitu : Pemimpin yang membawa hal – hal baru dalam suatu
organisasi atau organisasi perusahaan. Dalam pemimpin sebagai peran perintis
harus mempunyai visi yang jelas, yang maksudnya; “ Pemimpin harus membawa
orang-orang yang dipimpin ke tahap yang seharusnya dengan visi pemimpinnya.
Memperbaharui konsep layanan dan armadanya.
Dari segi pemasaran Positioning,Selling point adalah ; “Keramahan” dan
Diversifikasi”.
Pemimpin sebagai
Peran Penyelaras, yaitu : Pemimpin berperan sebagai “Dirigen” pada suatu
‘Orkestra’ dan semuanya ikut bermain. Mempunyai prinsip : One Team, One
Spirit, One Goal. Keselarasan bisa dijalankan oleh keterbukaan dan
kejujuran.
Pemimpin sebagai
Peran Pemberdaya, yaitu : Pemimpin yang dapat memberi fasilitas atau
memfasilitasi dengan mengadakan rapat, dari sini bisa diketahui mana yang
berjalan sesuai dengan kebutuhan organisasi atau perusahaan dan mana yang
tertinggal.
Sebuah team akan tahu bagaimana
kinerja mereka dan harus bergerak cepat karena membandingkannya dengan kinerja
team lain. Pemimpin mengadakan rapat itu yang sangat konstruktif dan produktif,
‘Nothing Personal’.
Konsep MMC dalam
hal Penghargaan dan Imbalan Gaji, kepada Karyawan :
M = Meritokrasi, artinya ; yang
lebih produktif harus mendapat lebih.” Hal ini merupakan retensi bagi seluruh
karyawan untuk pertama kali diberlakukan”.
M= Market, artinya; kalau Anda
keluar ke pasar, sebesar apa perusahaan lain akan membayar Anda. Setiap orang
kan mempunyai posisi tawar berbeda. Itula pasar, bernuansa kompetisi.
Menetapkan gaji karyawan sesuai dengan hukum pasar.
C= Company’s Capability
(kesanggupan perusahaan). “Kalau perusahaan belum sanggup membayar sesuai
pasar, mau bagaimana?”.
Pemimpin berperan
sebagai Panutan, yaitu : dengan menggunakan prinsip Walk The Talk, Apa yang
dikatakan, itu yang dijalankan. Berbicara sebagai pemimpin, berusaha membuat
pembicaraan menjadi sederhana, jangan jadikan rumit. Yang penting dalam hal
proses pemikirannya (thought process). Kalau dapat seorang pemimpin
mendengarkan pendapat orang atau staf, dianalisis, baru diambil keputusan. Dan
seorang pemimpin mesti bisa menjadi motivator.
Artinya , selain mempunyai visi
mau membawa perusahaan ke tujuan mana, ia harus memotivasi SDM nya baik dengan
cara formal maupun informal. Dan seorang pemimpin harus tahu kekuatan dan
kelemahan setiap staf atau karyawannya. Kalau ada kelemahan , bagaimana melatih
staf agar bisa berbuat lebih. Kalau fungsi coaching tidak jalan, dan staf tidak
bisa memperbaiki kinerja setelah dimotivasi, dicarikan posisi lain yang sesuai
dengan kemampuannya. Dan Sebagai pemimpin menumbuhkan rasa percaya diri
karyawan atau stafnya.
Apa yang dikerjakan oleh seorang
pimpin dianggap bagus,orang memandangnya wajar saja. Tetapi kalau ada
kekurangan sedikit, lansung dikecam. Anda tidak bisa menyenangkan semua orang.
Seorang pemimpin harus mempunyai suatu prinsip, jika mayoritas setuju dan
merasa keputusan itu bermanfaat, akan melakukannya. Mengenai kinerja organisasi
melakukan pembenahan segala lini, menjalankan konsep pelayanan. Intinya , tak
hanya membenahi perangkat kerasnya , tapi juga perangkat lunaknya seperti
pelayanan, kenyaman, tepat waktu dan kualitas.
Bagaimana mendapatkan modal
manusia dalam kuantitas dan kualitas yang tepat. Harus memastikan bahwa SDM ada
dalam jumlah pas dan mutu yang juga pas. Dalam suatu organisasi perlu orang
yang selalu mau maju. Selalu memikirkan bagaimana agar kerja bisa lebih baik,
lebih efisien, dan lebih kreatif. Bukan hanya melakukan rutinitas , tetapi
selalu berupaya menemukan dirinya kembali.