“Orang sukses
selalu mencari peluang untuk membantu sesama. Orang gagal selalu berkata;’Apa
yang saya dapat’?”.
Brian Tracy
(Penulis dan Trainer).
Kegembiraan,
kebahagiaan atau suka cita (happiness) bukanlah merupakan akibat dari sukses.
Namun, itu merupakan prasyarat kesuksesan , termasuk kesuksesan dalam memimpin.
Jadi yang memutari matahari adalah
bumi. Dan yang membawa sukses adalah kebahagiaan, bukan sebaliknya.
“Kebahagian” di sini dapat diartikan secara rileks sebagai “Positivitas”.
Kepemimpinan positif berporos pada
prasangka positif, penghargaan, dan keyakinan akan pencapaian tujuan (goal).
Serta Sang pemimpin memberikan teladan dengan perbuatan-perbuatan positif.
Dalam dunia bisnis, ini juga berarti pemimpin semestinya mempunyai kemampuan
untuk mencapai berbagai goal yang ditetapkan bagi para karyawan. “You walk the
talk”.
Komitmen dalam menciptakan kultur
bisnis dan organisasi yang positif cukup menentukan kualitas team dan hasil
dari Kepemimpinan yang terarah. Komitmen ini bisa dimulai dengan hal-hal kecil
karena hal-hal besar sesungguhnya merupakan akumulasi dari hal-hal kecil.
Membangun komitmen dalam mencapai goal memerlukan kerja sama yang baik sesama
para anggota team dengan pemimpin.
The Happiness Advantage : “Seven
Principles of Positive Psycology that Fuel Success and Performance at Work.”
Menurut pakar potensi Sumber Daya Manusia (SDM) Shawn
Achor, bahwa : Dua inti pembelajaran sukses dengan psikologi positif.
1. Ketika otak diprogram menjadi positif, maka produktivitas
meningkat 30 %. Contoh Para pemasar profesional yang berpikiran positif juga
lebih produktif 37 % dibandingkan dengan mereka yang berpikiran negatif.
2. Setiap kesuksesan kecil merupakan
pendorong untuk menuju kesuksesan yang lebih besar bahkan yang kolosal.
Kemenangan-kemenangan kecil sehari-hari melatih otak dan pikiran untuk terbiasa
akan hasil-hasil positif , yang pada akhirnya juga melatih kebiasaan untuk
menjadi pemenang.
Beberapa Strategi dalam mencapai
kebahagiaan dan performance optimal yang ditawarkan oleh “Shawn Achor”.
1. Ke luar
dari pola-pola negatif yang berujung kepada kegagalan. Latihlah pikiran dan
kemauan untuk melihat kesempatan-kesempatan dan berbagai hal yang positif.
2. Ketika pikiran terlalu terbebani
oleh berbagai masalah, seringkali kemampuan berpikir rasional tertutup oleh
emosi berlebihan. Untuk itu, perlu usaha untuk memilah-memilah masalah dan
menyelesaikannya dalam ukuran-ukuran mikro. Pemilahan ini memungkinkan pikiran
untuk tidak terbebani lebih lanjut. Sebaliknya, ini memberikan kesempatan untuk
merasakan sedikit “Kemudahan”dan “Kemenangan”.
3. Kekuatan kebiasaan alias habit
sulit untuk bisa dienyahkan dengan begitu saja. Diperlukan usaha kuat dan
kesadaran akan setiap kali pikiran negatif berkecamuk di benak. Degan membangun
kesadaran tersebut, negativitas bisa dialihkan selama beberapa detik keranah
positif.
Seorang pemimpin yang positif mempunyai ciri- ciri yang sangat
patut untuk ditiru :
a. Selalu mencari kebaikan dan
kelebihan orang lain dan bersyukur untuk itu.
b. Sering tersenyum karena satu
senyuman saja membangun keyakinan diri dan orang lain akan hal-hal positif.
c. Menciptakan lingkungan yang
membangun dan kondusif dengan berbagai elemen fisik, seperti interior,
kerapihan, warna, musik, dan gambar.
d. Menggunakan pilihan kata-kata yang
positif dalam berkomunikasi lisan dan tulisan.
e. Sering kali ketika hati sedang
suram, kita menutup diri dari orang lain.
Hal ini tidak membantu,bahkan bisa
memperburuk situasi. Sebaiknya ke luar dari kepompong diri dan mengenal orang
banyak. (Reach out).
Jadi, setiap proyek yang sedang
dikerjakan dipilah-pilah dalam ukuran yang sangat mungkin diselesaikan dengan
cepat dan tepat. Jadikanlah hidup dan pekerjaan Anda seakan-akan pertandingan
lari sprint, bukan marathon. Kita lari cepat dari point A ke point B dan
selanjutnya. Dengan semangat positif dan “Pasti Bisa”.